Skip to main content

Setiap hari terjadi siklus perputaran waktu. Shubuh merupakan siklus penuh kesejukan dan keheningan. Sebagai makhluk-Nya, manusia mesti mengisi waktu dengan berbagai aktivitas yang bernilai disisi-Nya. Selain itu, adanya pergantian siang dan malam mengajar manusia untuk mengelola hidup, menyelaraskan hidup dengan ketentuan Tuhan, serta menempatkan sesuatu pada tempatnya

اَقِمِ الصَّلٰوةَ لِدُلُوْكِ الشَّمْسِ اِلٰى غَسَقِ الَّيْلِ وَقُرْاٰنَ الْفَجْرِۗ اِنَّ قُرْاٰنَ الْفَجْرِ كَانَ مَشْهُوْدًا

“Laksanakanlah salat sejak matahari tergelincir sampai gelapnya malam dan (laksanakan pula salat) Subuh. Sungguh, salat subuh itu disaksikan (oleh malaikat)” (Q.S. al-Isra ayat 78).

Waktu pagi merupakan awal bermulanya aktivitas, hal ini ditandai dengan bangun tidur dan langsung menunaikan shalat subuh bagi umat Islam. Shalat

subuh merupakan aktivitas pertama yang dilakukan oleh umat Islam setelah bangun tidur. Namun pada kenyataannya, remaja seringkali lalai melaksanakan shalat subuh karena terlena oleh nyenyaknya tidur. Hasil survei terhadap 50 remaja laki-laki, menunjukkan 84% remaja sering melalaikan shalat subuh. Dari hasil survei pula, dapat diketahui penyebab kesulitan bangun tidur yaitu karena begadang dan rasa malas, meskipun telah memasang alarm agar dapat bangun tidur, namun remaja tidak beranjak dari tempat tidurnya untuk langsung shalat subuh   dengan alasan masih mengantuk dan malas.

Oleh karena kesulitan bangun tidur, akhirnya ada yang melaksanakan shalat subuh meskipun tergesa-gesa dan ada pula yang tidak sempat lagi shalat subuh. Keterlambatan bangun tidur dapat memengaruhi kondisi psikologis remaja. Remaja yang terlambat bangun tidur maka akan memulai aktivitasnya dengan tergesa- gesa atau dengan kata lain diburu waktu. Shalat subuh yang dilakukan dengan tergesa-gesa maka akan memengaruhi kualitas shalat subuh remaja. Shalat subuh yang merupakan aktivitas pertama umat Islam di pagi hari, jika dilakukan dengan tidak baik dan tergesa-gesa, maka akan memengaruhi aktivitas berikutnya dan berikutnya lagi. Seluruh aktivitas yang dilakukan akan terganggu dan berantakan karena diawali dengan kondisi shalat subuh yang tidak berkualitas.

Individu yang menunaikan shalat subuh tepat waktu mengindikasikan bahwa individu tersebut menghargai waktu. Dengan menghargai waktu, maka individu mampu mengelola dan meningkatkan

kemampuan dalam memanajemen waktu sehingga aktivitas berjalan sesuai rencana. Selain itu, dengan memanfaatkan waktu di pagi hari maka individu tersebut memiliki makna hidup yang baik dan menandakan kesyukuran dirinya.

Manfaat        positif        yang    dapat diperoleh dari kebiasaan bangun pagi yaitu:

  1. Segi spiritual, individu yang bangun lebih pagi memiliki kesempatan beribadah
  2. lebih banyak. Ketika individu bangun lebih pagi dan melaksanakan berbagai macam ibadah, maka individu   akan merasa lebih tenang. Jika individu tenang, maka pikiran individu akan lebih bagus dan kerja individu lebih lancar. Individu akan lebih siap, dibandingkan individu yang bangun kesiangan.
  3. Segi kesehatan, individu yang tidur di awal waktu dan bangun lebih awal mendapat cukup waktu istirahat dan bangun dalam kondisi yang segar-bugar. Dengan kondisi ini, individu bisa lebih meningkatkan produktivitas hidup sepanjang hari. Selain itu, kemampuan berpikir di pagi hari lebih optimal dan bangun pagi memungkinkan individu untuk menghirup udara segar dan mendapatkan nutrisi dari sinar matahari   yang bermanfaat bagi kesehatan.
  4. Segi ekonomi, bangun lebih pagi akan mendatangkan rezeki, jika individu adalah seorang pengusaha dan ternyata selalu bangun kesiangan maka sudah dapat diprediksikan bahwa hasilnya tidak begitu bagus.
  • Segi prestasi, waktu bangun pagi merupakan waktu yang paling produktif bagi otak dalam bekerja. Individu yang belajar dini hari akan lebih efektif karena ketika pagi pikiran masih segar. Hal ini menyebabkan individu lebih berprestasi dibandingkan yang bangun kesiangan

Leave a Reply