Skip to main content

Ternyata bukan hanya bumi yang dipenuhi oleh sampah. Bahkan kita manusia telah meninggalkan limbah di Antariksa. Ribuan keping orbit buatan manusia yang tidak berguna menjadi sampah planet kita. Dari satelit lama yang sudah tidak digunakan, sarung tangan astronot, hingga serpihan puing yang jatuh dari roket. Sampah-sampah ini menempuh perjalanan 10 kali lebih cepat dari peluru dan menyebabkan kerusakan besar pada pesawat ruang angkasa.

Pada tahun 2017, tercatat 308.984 sampah luar angksas hampir menabrak objek lain. Potongan puing-puing besar, seperti roket yang ditinggalkan harus direkam dan dilacak karena dapat membahayakan pesawat ruang angkasa yang akan meluncur. Pada tahun 2018, ada lebih dari 20.000 potongan-potongan sampah besar yang terlacak. Selain puing-puing besar, terdapat jutaan puing-puing kecil yang terdapat di luar angkasa. Dengan kecepatan hingga 17.500 mph (28.163 kpj). Bahkan puing-puing kecil yang seukuran kaleng dapat melubangi pesawat ruang angkasa.

Sampah di ruanga angkasa membahayakan peluncuran pesawat ruang angka atau peluncururan satelit sebagai contoh sasatelit komunikasi Amerika Iridium 33 bertabrakan dengan pesawat antariksa Rusia Cosmos 2251 yang sudah tak terpakai. Karena itu NASA membuat sensor sampah mengorbit bumi bersama Stasiun Antariksa Internasional. Sensor ini, berbentuk peti seluas 1m2 dengan ketebalan 20cm, dikaitkan di bagian luar modul Columbus milik Badan Antariksa Eropa pada Desember 2017.

Sensor tersebut akan mendeteksi serpihan sampah berukuran mm sedikitnya selama dua tahun, mencatat informasi tentang obyek apapun yang menghantamnya – seperti ukuran, kepadatan, kecepatan orbit – dan menentukan apakah obyek tersebut memang berasal dari antariksa atau sampah buatan manusia.

Ada juga upaya partikelir untuk memantau sampah antariksa dan menjual data mereka ke operator satelit. Perusahaan yang melakukannya antara lain ExoAnalytic Solutions di AS dan Space Insights di Inggris. Space Insights mengoperasikan sistem sensor yang berbasis-darat di Cyprus. Di Spanyol, Deimos Sky Survey menggunakan jaringan teleskop untuk melacak obyek di sekitar Bumi, seperti asteroid dan sampah antariksa. Mereka juga mendeteksi mobil Elon Musk di Antariksa.

Sumber :

https://www.bbc.com/indonesia/vert-fut-43313495

French Jess. 2019. What a Waste: Trash, Recycling, and Protecting Our Planet. Penerbit: DK Publishing, 345 Hudson Street, New York, USA.