
Al-Qur’an adalah pedoman hidup bagi setiap Muslim, bukan sekadar kitab suci yang dibaca, tetapi juga harus dipahami dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam Surah Al-Jumu’ah ayat 2, Allah SWT menjelaskan bahwa Rasulullah SAW diutus untuk membacakan ayat-ayat-Nya, menyucikan jiwa manusia, serta mengajarkan kitab dan hikmah. Dari ayat ini, kita dapat memahami bahwa Al-Qur’an memiliki tiga fungsi utama dalam membentuk pribadi seorang Muslim: tilawah (pembacaan), tazkiyah (penyucian jiwa), dan ta’lim (pengajaran).
- Tilawah (Membaca dan Mendengarkan Al-Qur’an)
Tilawah adalah langkah pertama dalam berinteraksi dengan Al-Qur’an. Rasulullah SAW diutus untuk membacakan ayat-ayat Allah kepada umatnya agar mereka dapat mendengar, memahami, dan menginternalisasi pesan-pesan yang terkandung di dalamnya. Tilawah bukan sekadar membaca secara lisan, tetapi juga meresapi makna dan merenungkan kandungan setiap ayat.
Membaca Al-Qur’an dengan penuh penghayatan akan membawa ketenangan jiwa dan memperkuat hubungan seorang Muslim dengan Allah SWT. Firman Allah dalam Surah Al-Maidah ayat 3 menegaskan bahwa Islam telah disempurnakan dan nikmat-Nya telah dicukupkan, yang berarti kita harus memanfaatkan Al-Qur’an sebagai panduan utama dalam menjalani kehidupan.
- Tazkiyah (Penyucian Jiwa)
Setelah tilawah, langkah berikutnya adalah tazkiyah, yaitu penyucian jiwa melalui ajaran Al-Qur’an. Ayat-ayat yang dibaca tidak hanya menjadi bacaan biasa, tetapi juga menjadi alat untuk membersihkan hati dan meningkatkan kualitas spiritual. Dalam Surah Al-Jumu’ah ayat 2, Allah SWT menyebutkan bahwa Rasulullah SAW bertugas menyucikan jiwa umatnya melalui wahyu yang diterimanya.
Tazkiyah melibatkan transformasi diri dari sifat-sifat tercela menjadi pribadi yang lebih baik. Seorang Muslim yang memahami Al-Qur’an dengan baik akan memiliki kontrol emosi yang lebih stabil, menjauhi sifat-sifat buruk seperti kemarahan dan kesombongan, serta menjadi pribadi yang lebih penyayang dan pemaaf. Kisah Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu menjadi bukti nyata bagaimana Al-Qur’an mampu mengubah seseorang dari sosok yang keras menjadi pemimpin yang adil dan penuh kasih sayang.
- Ta’lim (Pengajaran dan Pengamalan Al-Qur’an)
Langkah terakhir adalah ta’lim, yaitu mempelajari dan mengajarkan Al-Qur’an serta mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Al-Qur’an bukan hanya untuk dibaca dan direnungkan, tetapi juga untuk diajarkan kepada orang lain agar manfaatnya lebih luas. Rasulullah SAW tidak hanya membaca dan membersihkan jiwa umatnya, tetapi juga mengajarkan hikmah yang terkandung dalam Al-Qur’an.
Sebagaimana firman Allah dalam Surah Ali Imran ayat 92, seseorang tidak akan mencapai kebajikan sejati sebelum ia menginfakkan sebagian harta yang dicintainya. Sahabat Abu Thalhah radhiyallahu ‘anhu segera mengamalkan ayat ini dengan menginfakkan kebun kurma terbaiknya kepada Rasulullah SAW. Ini menunjukkan bahwa pemahaman Al-Qur’an harus diwujudkan dalam tindakan nyata, bukan hanya teori belaka.
Kesimpulan
Al-Qur’an memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk pribadi Muslim yang sejati. Dengan menjalani tiga tahap utama—tilawah, tazkiyah, dan ta’lim—seorang Muslim dapat mencapai kesempurnaan dalam iman, ilmu, dan amal. Membaca Al-Qur’an adalah langkah awal, menyucikan diri darinya adalah proses penting, dan mengajarkan serta mengamalkannya adalah tujuan akhir dari keberadaan kita sebagai hamba Allah. Semoga kita semua termasuk dalam golongan yang menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman utama dalam hidup. Aamiin.