Skip to main content

Pendidikan memiliki fungsi untuk membina kepribadian, mengembangkan kemampuan, meningkatkan pengetahuan dan keterampilan yang ditunjukkan pada peserta didik untuk diaplikasikan dalam kehidupan. Pendidikan menjadi tanggung jawab bersama antara sekolah, orang tua, dan Masyarakat. Idealnya pendidikan diharapkan dapat menghasilkan peserta didik yang cerdas dan terampil secara intelektual serta berakhlak mulia. Sopan santun sebagai bagian dari akhlak mulia seseorang.

Sopan santun diartikan sebagai perilaku seseorang yang menjunjung tinggi nilai-nilai menghormati, menghargai, tidak sombong, dan berakhlak mulia. Sikap sopan santun merupakan budaya luhur bangsa Indonesia. Sopan santun dapat terlihat dari tingkah laku sehari-hari contohnya santun dalam bertindak dan berkata. Namun, akhir-akhir ini nilai sopan santun mulai luntur terutama di kalangan remaja. Remaja saat ini kurang untuk menerapkan dan menjalankan nilai-nilai kesantunan dalam berkomunikasi contohnya menggunakan bahasa yang kurang sopan, angkuh, memaksa, dan mengejek.

Remaja saat ini merasa bahwa dirinya selalu benar dan susah diberi nasehat, baik nasehat dari guru, orang tua, atau orang yang lebih dewasa darinya. Remaja juga kurang menghargai pendapat teman, menghargai orang tua di sekolah guru dan di rumah kedua orang tua. Jika semakin banyak peserta didik berani kepada orang tua dan gurunya, menunjukkan sekolah hanya menghasilkan peserta didik yang memiliki intelektual tinggi tetapi tidak memiliki karakter mulia. Padahal adab itu diatas ilmu, orang yang beradab pasti berilmu, namun orang berilmu belum tentu beradab.

Banyak faktor yang mempengaruhi lunturnya nilai sopan santun di kalangan remaja yaitu faktor keluarga, faktor teman, dan faktor media massa. Keluarga berperan menanamkan nilai-nilai kesopanan sejak dini pada anaknya seperti mengajari anak pengucapan “tolong” bila meminta bantuan, mengajari anak mengucapkan “permisi” saat lewat di depan orang, mengajari anak mengucapkan “terima kasih” bila mendapat sesuatu dari orang lain, dan banyak hal lain yang berhubungan dengan sopan santun.

Teman yang baik akan memberi pengaruh positif kepada dirinya, seperti kata pepatah apabila kita berkawan dengan penjual minyak wangi akan terkena wangi dan apabila kita berkawan dengan seorang pandai besi, kita bisa terkena percikan api atau mendapatkan bau asap yang tidak sedap. Ketika berkawan dengan teman yang sering mengeluarkan kata kasar, tidak sopan, suka melawan, dan hal negarif lainnya, pasti secara tidak langsung akan mempengaruhi diri kita. Maka itu perlu mencari teman yang baik.

Faktor lain yang tidak kalah penting adalah pengaruh media massa. Saat ini banyak sekali tayangan sinetron yang kurang mendidik yang mencontohkan adegan berkelahi, balapan, pacarana, cara berpakaian, dan cara berbicara. Belum lagi pengaruh dari tik tok, Ig, dan FB. Tayangan-tayangan ini jika tidak di filter akan memberi dampak negatif dalam diri remaja.

Lalu bagaimana caranya kita menumbuhkan kembali nilai-nilai kesopanan di kalangan remaja, terutama di lingkungan sekolah?

  1. Mengajarkan nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari. Menghubungkan tindakan yang dilakukan dengan ajaran agama.
  2. Membiasakan peserta didik untuk betutur kata santun, menghargai dan menghormati orang lain. Tentunya guru juga harus mencontohkan sikap tersebut.
  3. Mengintegrasikan perilaku sopan santun dalam setiap mata pelajaran. Contoh dalam mata Pelajaran PPKN dapat membantu pembiasaan sopan santun melalui materi kewarganegaraan.

Kesimpulan yang dapat diambil bahwa untuk menumbuhkan budaya sopan santun di kalangan peserta didik perlu kerja sama yang baik antara sekolah, keluarga, dan lingkungan Masyarakat. Sebaik apapun teladan yang diberikan oleh guru di sekolah, jika tidak diimbangi oleh teladan orang tua dan masyarakat, tentu tidak akan menghasilkan keluaran yang berakhlak mulia. Mari kita awali dari diri kita sendiri untuk memberi teladan yang baik.

Pesan : Seorang penuntut ilmu jika tidak dihiasi diri dengan akhlak mulia, maka tidak ada faedah menuntut ilmunya. – Muhammad bin Shalih Al Utsaimin.

Leave a Reply