Hidup ini ibarat sebuah permainan penuh tantangan. Bayangkan seekor kelinci yang ingin mendapatkan wortel. Ia harus melewati jalur penuh rintangan, seperti labirin, dan tak jarang harus berputar arah. Begitu pula manusia yang ingin mencapai surga—ia harus melalui banyak ujian dan lika-liku kehidupan.
Allah ﷻ berfirman:
“Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan, ‘Kami telah beriman’, dan mereka tidak diuji?”
(QS. Al-‘Ankabūt: 2)
Sejak lahir, manusia telah diuji. Bayi yang baru lahir menangis karena tak bisa bicara, merasa lapar, haus, pipis, atau tidak nyaman. Balita diuji dengan belum bisa berjalan. Anak-anak diuji dengan belajar bersosialisasi. Remaja diuji dengan jati diri dan emosi. Orang dewasa diuji dengan tanggung jawab dan tekanan hidup. Dan begitu seterusnya, hingga kita wafat. Barulah saat itu ujian selesai.
Dalam hadis, Rasulullah ﷺ bersabda:
“Sesungguhnya besarnya pahala sebanding dengan besarnya ujian. Jika Allah mencintai suatu kaum, maka Dia menguji mereka.”
(HR. Tirmidzi, no. 2396)
Luka Batin dan Bahayanya
Di antara ujian yang sering tak terlihat adalah luka batin — pengalaman menyakitkan yang tersimpan dalam jiwa. Luka batin bisa muncul sejak kecil, misalnya sering dimarahi, direndahkan, diabaikan, atau bahkan mengalami kekerasan. Luka seperti ini jika tidak disadari dan diobati, bisa berdampak hingga dewasa:
• Cepat tersinggung
• Takut berinteraksi
• Tidak percaya diri
• Mudah baper
• Bahkan bisa menjadi pelaku kekerasan
Dalam Islam, menjaga kesehatan jiwa (nafs) adalah bagian dari tanggung jawab sebagai hamba Allah.
Allah berfirman:
“Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan…”
(QS. Al-Baqarah: 195)
Penyembuhan Luka Batin: Self-Healing dalam Islam
Self-healing artinya menyembuhkan diri sendiri dari luka psikologis. Dalam Islam, konsep ini sejalan dengan muhasabah (introspeksi), tafakkur (merenung), taubat, dzikir, dan sabar.
Beberapa manfaat self-healing:
1. Membantu mengenali emosi dan luka dalam diri
2. Menemukan akar permasalahan
3. Meningkatkan kemampuan menyelesaikan masalah
4. Meningkatkan keimanan dan ketenangan batin
5. Menjadi pribadi yang lebih tangguh dan lapang dada
Salah satu metode self-healing adalah jurnaling — mencurahkan isi hati lewat tulisan. Ini adalah bentuk “menghadapi” dan “merangkul” luka, bukan menolaknya.
Selain itu, dzikir, shalat malam, doa, dan membaca Al-Qur’an adalah bentuk self-healing spiritual yang sangat kuat. Allah ﷻ berjanji:
“Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenang.”
(QS. Ar-Ra’d: 28)
Penutup
Hidup adalah perjalanan, bukan perlombaan. Setiap luka adalah bagian dari proses. Jangan biarkan luka batin membusuk dalam diam. Rawatlah. Sembuhkan. Allah Maha Penyembuh, dan kita diberi kemampuan untuk bangkit.
“Dan barang siapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar, dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka…”
(QS. At-Talaq: 2-3)
Semoga kita termasuk orang-orang yang mampu menghadapi ujian dengan sabar, menyembuhkan luka dengan ikhlas, dan kembali kepada Allah dengan hati yang bersih.