Sumber gambar = 日本語オンラインコース
Oleh : Sweet Nabila Imsaki Aulia, S.Pd., M.M
Di sudut paling barat Jepang, tepatnya di Pulau Yonaguni yang terpencil dan dikelilingi lautan biru, hidup salah satu spesies kuda paling langka di dunia: Kuda Yonaguni. Meski berukuran mungil dan sering disebut sebagai “Kuda Mini Jepang”, hewan ini menyimpan sejarah panjang dan keunikan yang menarik perhatian para peneliti, pencinta hewan, hingga pelajar di seluruh dunia.
Kuda Yonaguni dipercaya muncul sejak ratusan tahun lalu dan digunakan oleh penduduk lokal untuk kebutuhan sehari-hari, seperti bertani dan mengangkut barang di pulau yang berbukit. Seiring modernisasi, perannya mulai tergantikan oleh mesin. Meskipun begitu, Kuda ini tetap menjadi simbol budaya lokal dan kebanggaan masyarakat Yonaguni. Saat ini, jumlah kuda Yonaguni diperkirakan kurang dari 200 ekor, menjadikannya salah satu jenis kuda paling terancam punah di dunia. Pemerintah Jepang dan komunitas lokal terus berupaya melestarikannya melalui program konservasi dan edukasi.
Berbeda dengan kuda berkuda pacu yang gagah dan tinggi, Kuda Yonaguni memiliki tinggi rata-rata hanya sekitar 110–120 cm. Tubuhnya kecil namun kuat, dengan kaki kokoh dan rambut yang tebal. Warna bulunya umumnya cokelat tua atau hitam. Kepribadiannya dikenal lembut, tenang, dan bersahabat—membuatnya sering disukai anak-anak dan pengunjung pulau.
Kini, kuda Yonaguni menjadi salah satu daya tarik wisata utama pulau tersebut. Banyak wisatawan datang untuk melihat langsung kehidupan alami kuda-kuda ini yang sering berkeliaran bebas di padang rumput. Selain itu, beberapa sekolah di Jepang bahkan memasukkan kuda Yonaguni sebagai materi pembelajaran konservasi dan keanekaragaman hayati lokal.
Bagi siswa SMA, kisah kuda Yonaguni memberikan pesan penting: melestarikan satwa lokal sama berharganya dengan menjaga budaya dan identitas bangsa. Di tengah perkembangan teknologi dan modernisasi, keberadaan hewan ini mengingatkan kita bahwa alam dan tradisi adalah bagian yang tak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia.
