Oleh : Aslianti, S.Hum
Membicarakan pendidikan di Indonesia tidak bisa dilepaskan dari pemikiran dan perjuangan K. H. Ahmad Dahlan. K. H. Ahmad Dahlan sang pendiri Muhammadiyah itu telah dikenal sebagai peletak dasar pendidikan modern di Indoneia. K.H. Ahmad Dahlan telah memainkan peran yang sangat penting dan strategis dalam melakukan modernisasi pendidikan Islam di Indonesia.
Gagasan K. H. Ahmad Dahlan tentang pendidikan berawal dari ketidakpuasan dirinya ketika melihat adanya dualisme sistem pendidikan Yang ada di kalangan masyarakat Indonesia saat itu, yaitu sistem pendidikan Islam yang berbasis di pesantren-pesantren tradisional edan sistem pendidikan sekuler (Barat) yang berbasis di sekolah-sekolah yang dikelola oleh pemerintah kolonial Belanda. K.H. Ahmad Dahlan memandang kedua jenis pendidikan tersebut dengan kaca mata tersendiri. Ia tidak cenderung kepada salah satunya, tetapi melihat segi-segi posistif dari keduanya. K.H. Ahmad Dahlan memberikan penilaian yang tinggi terhadap ilmu pengetahuan yang diajarkan di sekolah Belanda, tetapi tidak mengurangi nilai dan penghargaan yang utuh terhadap ilmu-ilmu agama yang terdapat dalam lembaga-lembaga pendidikan pesantren.
Dari situlah beliau memiliki keinginan untuk mengompromikan segi-segi positif dari kedua jenis pendidikan tersebut, di samping untuk mengatasi kesenjangan yang terjadi dalam masyarakat, K.H. Ahmad Dahlan juga mencetuskan ide-ide dan pemikirannya yang kemudian menjadi bagian dari sistem pendidikan Muhammadiyah. Pemikiran tersebut bisa dilihat dari karya nyatanya di lembaga-lembaga pendidikan Muhammadiyah. Model pendidikan Muhammadiyah ini kemudian diadopsi dan dijadikan model sistem pendidikan nasional.
Sekolah pertama yang didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan adalah Madrasah Ibtidaiyah Diniyah Islamiyah pada tanggal 11 Desember 1911 di Kauman Yogyakarta. Sekolah pertama yang didirikan K.H. Ahmad Dahlan ini dibuka di rumahnya dengan mengadopsi sistem Belanda, yaitu dengan memakai meja, kursi, dan papan tulis. Materi pelajaran yang diberikan meliputi materi agama yang biasa diajarkan di pesantren dan materi umum yang biasa diajarkan di sekolah Belanda. Sekolah tersebut dikelola secara modern dengan metode dan kurikulum baru: antara lain diajarkan berbagai ilmu pengetahuan yang berkembang pada awal abad 20.
Pemikiran K.H. Ahmad Dahlan dalam pendidikan yang dilakukannya pada dua hal pokok, yaitu memasukkan pelajaran agama ke dalam lembaga pendidikan Barat dan melakukan pembaharuan sistem pendidikan dengan mengompromikan antara sistem pendidikan Islam dan Barat. Yang pertama dilakukan terutama dalam kapasitasnya sebagai guru di sekolah pemerintah Belanda dan yang kedua dengan mendirikan sekolah sendiri yang kemudian dinamakan sekolah Muhammadiyah.
Steenbrink juga melihat bahwa di antara pemikiran pokok Ahmad Dahlan dalam pendidikan adalah: pertama, memasukkan pelajaran agama ke dalam lembaga pendidikan Barat. Perbandingan pelajaran agama pada sekolah itu berkisar antara 10% – 15% dari seluruh kurikulumnya. Kedua, penerapan sistem pendidikan Barat dalam lembaga pendidikan agama. Sistem pendidikan Barat dimaksud di sini adalah cara yang diterapkan di lembaga pendidikan kolonial Belanda dalam beberapa komponen pendidikan, sehingga melahirkan sistem pendidikan baru yang merupakan kompromi antara sistem pendidikan kolonial dengan sistem pendidikan tradisional. sistem pendidikan baru inilah tampaknya yang menjadi ciri khas sistem pendidikan Muhammadiyah (Karel A. Steenbrink, Pesantren Madrasah Sekolah. Jakarta: LP3ES, 1989, hal. 54-55).
Visi Pendidikan K.H. Ahmad Dahlan
“Umat Islam harus cerdas, merdeka berpikir, dan terampil bekerja.”
Lembaga pendidikan Muhammadiyah ini mempunyai dua sasaran utama.
Untuk memberantas buta huruf, ditujukan kepada masyarakat luas, sejalan dengan usaha ini adalah dikembangkannya kursus untuk mengkaji Islam dan berbagai materi yang saling berkaitan, termasuk kemampuan berorganisasi. Semua kegiatan ini menumbuhkan semangat membaca dan akhirnya berimplikasi pada munculnya berbagai publikasi seperti koran, majalah dan buku-buku yang menjamur pada tahun 1920 dan 1930-an.
Mendirikan sekolah-sekolah Muhammadiyah. Untuk mewujudkannya Ahmad Dahlan mengambil langkah awal dengan mendirikan sekolah (madrasah) yang terletak di rumahnya sendiri untuk memberikan pendidikan yang lebih baik bagi anak-anak tetangganya yang tidak mampu atau tidak punya akses pada sekolah-sekolah pemerintah.
Inilah Langkah Pembaruan dalam Pendidikan yang di lakukan oleh KH Ahmad Dahlan untuk mencerdaskan anak bangsa, maka beliau berpesan kepada para murid nya
“Jadilah umat Islam yang berpikir maju, berilmu tinggi, dan bekerja nyata.”
— K.H. Ahmad Dahlan