Oleh : Renny Septiana, M.Pd
Dalam kehidupan sehari-hari, tisu kertas dan alat makan sekali pakai seperti piring, gelas, sendok, garpu plastik sering dianggap solusi praktis. Namun di balik kemudahan itu tersimpan konsekuensi serius bagi lingkungan dan kesehatan manusia.
Kandungan Tisu sekali pakai umumnya terbuat dari serat selulosa kayu yang dipakai satu kali. Beberapa tisu mengandung bahan tambahan seperti pemutih (misalnya klorin atau oksigen aktif) dan bahan pelembut agar terasa halus.
Sementara itu, alat makan sekali pakai banyak berbahan plastik seperti polipropilena (PP), polistirena (PS), polietilena (PE), atau kombinasi plastik‐kertas. Bahan plastik ini sering mengandung aditif seperti plastisizer, stabilizer, pigmen, dan zat penghambat api agar produk tahan panas atau tidak mudah melebur.Tisu pun dapat menyebarkan mikroglaser atau partikel halus ke udara saat tergesek, dan jika tisu dipakai untuk membersihkan permukaan yang terkontaminasi (misalnya permukaan dengan pestisida), dapat memindahkan residu kimia tersebut ke kulit atau mulut.
Tisu kertas pun tidak sepenuhnya tanpa jejak plastik, beberapa produk kertas dilaminasi tipis atau diberi lapisan plastik tipis agar tahan air atau tidak mudah sobek, sehingga turut menyumbang limbah mikropartikel. Selain itu, proses pemutihan tisu dengan klorin dapat menghasilkan senyawa turunan seperti dioksin jika dikelola buruk.
Sebuah studi menunjukkan bahwa produk tisu sekali pakai “single-use paper products” pun dapat sangat merusak lingkungan darat dan perairan karena sisa bahan kimia, tinta, lapisan, dan limbah mikroplastik yang menyertainya.
Penggunaan plastik sekali pakai menciptakan potensi leaching (keluarnya zat kimia) ke makanan terutama pada suhu tinggi atau paparan panas. Beberapa bahan plastik maupun aditif di dalamnya termasuk endocrine disruptors (pengganggu hormon) dan senyawa organik volatil (VOC).
Dampaknya, limbah tisu dan alat makan sekali pakai menjadi bagian besar sampah padat kota. Karena sifat plastik dan laminasi, banyak produk ini sulit terurai secara alami, bahkan plastik bisa bertahan ratusan tahun dalam lingkungan.
Ketika plastik di lingkungan terurai, mereka akan terfragmentasi menjadi mikroplastik (< 5 mm) atau bahkan nanoplastik (< 1 µm). Mikroplastik ini menyebar melalui tanah, sungai, dan laut, hingga akhirnya masuk ke rantai pangan dan ke tubuh manusia.
Selain itu, produksi plastik sekali pakai menggunakan bahan baku fosil (minyak bumi) dan proses manufaktur menghasilkan emisi gas rumah kaca (CO₂), konsumsi energi tinggi, serta polusi udara dan air selama proses produksi dan pembuangan.
Manusia dapat terpapar mikroplastik melalui makanan, air, udara, dan kontak kulit. Penelitian menunjukkan bahwa partikel mikroplastik dapat menyebabkan iritasi fisik, stres oksidatif, peradangan, dan bahkan membawa bahan kimia beracun yang menempel di permukaannya.
Sebagai contoh, mikroplastik dalam tubuh dapat mempengaruhi sistem pencernaan, sistem endokrin (mengganggu hormon), serta sistem imun.
Beberapa penelitian telah menemukan mikroplastik dalam darah manusia, organ-organ, air liur, dan plasenta, walaupun pemahaman dampaknya masih dalam tahap awal penelitian.
Selain mikroplastik, zat kimia aditif dalam plastik (seperti bisfenol A, ftalat, dan zat stabilizer lainnya) dapat meluruh ke makanan ketika dipanaskan atau bersentuhan langsung, yang dapat mengganggu fungsi hormon, memengaruhi kesuburan, perkembangan janin, hingga meningkatkan risiko kanker.
Upaya untuk mengurangi, maka perlunya edukasi kepada masyarakat, memulai kebiasaan kecil dari diri sendiri dan mengurangi pengunaan yang berlebih.
Sumber referensi utama:
Lee, Y., et al. Health Effects of Microplastic Exposures: Current Issues and Perspectives. (2023).
PMC
Simantiris, N., et al. Single-use plastic or paper products? (2024).
ScienceDirect
North, E. J., & Halden, R. U. Plastics and Environmental Health: The Road Ahead. (PMC).
PMC
“Plastic and Human Health” – Geneva Environment Network.
genevaenvironmentnetwork.org
Vanella Group, The Health and Environmental Impacts of Single-Use Plastics.
vanellagroupmn.com