Adab adalah perilaku terpuji yang lahir dari hati yang bersih dan ilmu yang benar. Dalam Islam, adab menjadi salah satu pilar utama dalam membangun hubungan yang harmonis antara manusia dengan Allah, sesama manusia, dan alam sekitar. Tanpa adab, ilmu akan kehilangan berkahnya, ibadah akan terasa hampa, dan hubungan sosial akan mudah retak.
Imam Malik rahimahullah pernah berkata kepada Imam Syafi’i:
“Pelajarilah adab sebelum engkau mempelajari ilmu.”
Pesan ini menunjukkan bahwa adab bukan sekadar pelengkap, melainkan fondasi dari setiap amal.
Dalil Tentang Pentingnya Adab
1. Al-Qur’an
Allah berfirman:
وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُلْ رَّبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا
“Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua (orang tuamu) dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah: ‘Wahai Tuhanku, kasihilah mereka sebagaimana mereka berdua telah mendidikku di waktu kecil’.”
(QS. Al-Isra: 24)
2. Hadis
Rasulullah ﷺ bersabda:
إِنَّمَا بُعِثْتُ لِأُتَمِّمَ مَکَارِمَ الْأَخْلَاق
“Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.”
(HR. Ahmad)
Dalil ini menunjukkan bahwa adab adalah inti dari misi kenabian dan bagian tak terpisahkan dari ibadah.
Adab dalam Islam mencakup berbagai aspek, di antaranya:
- Adab kepada Allah – Menjalankan perintah-Nya, menjauhi larangan-Nya, dan menjaga keikhlasan.
- Adab kepada Sesama Manusia – Menghormati orang tua, guru, dan yang lebih tua; berbicara santun; meminta izin sebelum melakukan sesuatu yang dapat memengaruhi orang lain.
- Adab terhadap Diri Sendiri – Menjaga kebersihan, kesehatan, dan kehormatan diri.
- Adab terhadap Lingkungan – Menjaga kebersihan dan tidak merusak alam.
Baru-baru ini, pernyataan Timothy Ronald, seorang figur publik, menuai pro dan kontra di media sosial. Ia mengkritik sistem di sekolah yang mengharuskan siswa meminta izin ke guru untuk pergi ke kamar mandi, bahkan menyebutnya sebagai salah satu hal “bodoh” yang ia pelajari di masa sekolah.
Bagi sebagian orang, pernyataan ini terasa relevan karena dianggap lebih menghargai kebebasan dan kenyamanan siswa. Namun, jika dilihat dari perspektif adab, sistem meminta izin sebenarnya memiliki tujuan yang lebih dalam:
- Menjaga keteraturan kelas: agar proses belajar tidak terganggu.
- Memberi penghormatan kepada guru: sebagai bentuk etika dalam interaksi.
- Melatih tanggung jawab: anak diajarkan untuk mempertimbangkan waktu yang tepat untuk meninggalkan pelajaran.
Dalam Islam, meminta izin bukanlah tanda kelemahan, tetapi justru cerminan kerendahan hati dan penghargaan terhadap orang lain. Rasulullah ﷺ mengajarkan adab meminta izin bahkan dalam urusan rumah tangga dan kehidupan sehari-hari (QS. An-Nur: 27).
Di era digital dan pendidikan modern, adab tetap relevan meskipun bentuknya bisa menyesuaikan situasi. Misalnya:
- Di kelas: meminta izin sebelum meninggalkan ruangan menunjukkan rasa hormat kepada guru dan teman.
- Di dunia kerja: memberitahu atasan atau rekan kerja sebelum meninggalkan tugas juga bagian dari profesionalisme.
- Di media sosial: meminta izin sebelum membagikan foto atau informasi pribadi orang lain adalah adab dunia maya.
Kontroversi soal izin ke kamar mandi di sekolah bisa menjadi bahan diskusi tentang bagaimana pendidikan membentuk adab. Sistemnya memang bisa dibenahi agar tidak kaku, tetapi nilai dasarnya — menghormati orang lain dan menjaga keteraturan — tetap perlu dijaga.
Dalam Islam, adab adalah mahkota akhlak. Pepatah Arab mengatakan:
“Al-adabu fauqal ‘ilmi”
“Adab berada di atas ilmu.”
Maka, mari kita rawat adab di setiap aspek kehidupan, baik dalam hal besar maupun kecil, agar ilmu yang kita miliki benar-benar membawa keberkahan.